Jumat, 30 Maret 2012

6 mitos tentang Seks wanita


Sebagian orang masih mengganggap
seks sebagai hal tabu, dan sering
dikaitkan dengan aktivitas orang
dewasa yang belum pantas dilakukan
orang yang belum menikah. Itulah
kenapa kemudian seks menjadi bahan
perbincangan yang dilakukan
sembunyi-sembunyi.
Akibatnya, seks sering dikaitkan
dengan mitos-mitos yang menjadi
budaya masyarakat. Semakin sering
didengar, semakin dianggap sebagai
kebenaran. Padahal yang namanya
mitos, belum tentu benar. Dengan
pengetahuan seks yang baik (dalam
bentuk pendidikan kesehatan
reproduksi), maka mitos-mitos seperti
ini sedikit demi sedikit akan hilang
ditelan waktu. Nah, mitos apa saja
yang sering beredar di masyarakat,
berikut penjelasan dr Iwan Setyawan,
konsultan seks dari Klinik Curhat,
Semarang.
1.Mitos:
Nafsu wanita lebih besar dari
pria
Secara
umum tidak ada perbedaan
dorongan seks antara wanita maupun
pria, karena secara hormonal mereka
mempunyai kadar hormon seks
estrogen, progesteron, maupun
testoteron yang sama.
Barangkali
secara ekspresi, wanita
lebih malu untuk menunjukkan nafsu
yang muncul, sehingga cenderung
âEśmenutupiâEť dan akhirnya tabungan
nafsunya akan dikeluarkan secara
meletup-letup pada saat melakukan
hubungan seks dengan pasangan.
Sebaliknya pria cenderung lebih
ekspresif dan blak-blakan soal seks,
sehingga membuat nafsu yang mereka
tunjukkan terlihat âEśbiasa-biasa saja.âEť
2.Mitos: Wanita ras tertentu nafsunya
lebih hebat
Nafsu
atau dorongan seks yang hebat
sangat dipengaruhi oleh banyak faktor,
antara lain gizi yang baik, pikiran yang
sehat, dan pengaruh lingkungan.
Misalnya, seseorang yang sering
mengakses sesuatu yang membuatnya
terangsang akan meningkatkan
dorongan seks lebih cepat dibanding
seseorang yang tidak merasa perlu
mendapatkan rangsangan-rangsangan
seperti itu.
Kalaupun
ada ras atau komunitas
tertentu yang mempunyai dorongan
seks yang tinggi dan kelihatan lebih
hebat, pasti karena kebetulan
lingkungan mereka sudah terbiasa
terstimulus oleh hal-hal yang bersifat
erotis, atau karena kebiasaan-
kebiasaan yang sering mereka
lakukan, seperti olah raga teratur, pola
makan seimbang, dan istirahat cukup.
Pengetahuan seks yang baik juga
sangat menentukan kehebatan
seseorang pada saat melakukan
hubungan seks.
3.Mitos: Posisi
di atas membuat wanita
cepat orgasme
Data
yang diperoleh di lapangan
menunjukkan sebagian wanita setelah
menikah jarang atau bahkan tidak
pernah mendapatkan kepuasan
seksual atau orgasme, dengan
beberapa alasan. Misalnya hubungan
seks yang terlalu cepat, kurang variatif,
atau karena mood wanita kurang baik
pada saat itu.
Salah
satu kunci kepuasan seks pada
wanita adalah hubungan seks yang
menyenangkan dalam posisi yang
menguntungkan, di mana wanita
memungkinkan bisa menentukan arah
penetrasi yang tepat, sehingga
kepuasan seks lebih mudah
didapatkan. Tidak selalu harus dalam
posisi di atas atau woman on top.
Posisi apa pun akan tetap mampu
menimbulkan orgasme dan bahkan
multiple orgasms, asal wanita dalam
kondisi mood yang baik dan bergairah.
4.Mitos: Orgasme = G-spot
G-spot
adalah titik erotis yang
ditemukan oleh Grafenberg pada tahun
80-an, yang kemudian dianggap
sebagai area yang memudahkan
seorang wanita mencapai kepuasan
seksual (orgasme).
Para
ahli menemukan bahwa bagian
tersebut ternyata mengandung saraf-
saraf yang sangat sensitif, yang apabila
terangsang
akan membuat wanita
mengalami kepuasan luar biasa pada
saat hubungan seksual. Padahal,
kepuasan seksual wanita sangat
banyak faktornya, antara lain mood
yang baik, posisi yang menyenangkan,
dan pemanasan yang cukup, tidak
hanya dari area G-spot. Tetapi
memang, titik G-spot akan sangat
membantu wanita mendapatkan
orgasme.
5.Mitos: Vagina kering lebih oke
Mitos seperti ini justru menjerumuskan,
karena kondisi vagina yang sangat
lembab dengan keasaman tertentu
sangat dibutuhkan untuk kenyamanan
seseorang pada saat beraktivitas fisik,
termasuk aktivitas seksual. Bisa
dibayangkan jika vagina dalam
keadaan kering, tentu hubungan seks
menjadi sangat tidak menyenangkan
dan pasti menyakitkan. Maka, tak
salah bila dalam hubungan seks wanita
membutuhkan pemanasan yang cukup,
ditunjang
mood yang baik, lubrikasi
atau keluarnya cairan pelumas sangat
membantu kenyamanan dalam
hubungan seks. Coba bayangkan jika
hubungan seks dilakukan dalam
keadaan vagina kering dan tidak
mengeluarkan pelumasâE¦.
6.Mitos: Kehamilan ditentukan oleh
orgasme wanita
Beberapa
pasangan suami-istri yang
sudah sekian lama menikah dan belum
punya keturunan menanyakan, apakah
gara-gara tidak pernah mencapai
orgasme setiap berhubungan seks,
membuat wanita tidak dapat hamil?
Faktanya,
kehamilan tidak ditentukan
oleh kepuasan seks, melainkan oleh
pembuahan sel telur oleh sperma yang
terjadi pada saat masa subur. Mereka
berpikir bahwa pada saat orgasme
terjadi pengeluaran sel telur yang siap
dibuahi, padahal tidak demikian
kenyatannya. Orgasme hanya
mengeluarkan cairan yang diproduksi
oleh kelenjar-kelenjar Bartholini dan
tidak mengandung sel telur. Artinya,
tidak ada kaitan atara kehamilan
dengan orgasme seorang wanita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar